BerauKalimantan Timur

Soal Karhutla di Berau

Avatar
194
×

Soal Karhutla di Berau

Share this article

Kaltimdaily.com – Cuaca lagi asik banget di Kampung Labanan Makarti, pas kita tiba di Posko Karhutla Teluk Bayur gak lama ini.

Banyak anak muda dengan seragam beda-beda, termasuk petugas damkar yang lagi santai di posko dekat Jalan Poros Labanan.

Wah, cuaca kayak gini banget. Soalnya, cuma pas hujan turun, titik api dan kebakaran hutan sama lahan (karhutla) gak nongol. Akhirnya, bisa rebahan sebentar.

“Sejak Juli kemarin sampe sekarang, tiap hari ada aja titik api. Bisa di dua, tiga tempat beda gitu,” bilang Korlap Posko Labanan, Dwi Susilo.

Panas ekstrim yang lagi melanda wilayah sini jadi salah satu penyebab api cepet banget ngejar lahan yang kering. Belum lagi, ada yang sengaja nyalain api buat buka lahan.

Dwi, panggilannya, dan kawan-kawan kerjaannya siaga 24 jam di posko. Soalnya, karhutla gak kenal waktu. Kadang siang, kadang pas fajar dateng.

“Wilayah yang kudu kami tangani juga luas. Kalo karhutla di luar Teluk Bayur kejadiannya, kita turun juga bantu,” jelasnya.

Parahnya, dengan seringnya karhutla di sini, posko ini cuma punya dua orang petugas. Tiap hari, bergantian patroli dan tahan di posko.

Jadi, ada perusahaan di sekitar sini yang kasih beberapa petugas buat bantuin petugas damkar. Apalagi, lihat aja titik api terus muncul.

“Ada beberapa karyawan perusahaan yang nginep di posko sama kita. Tapi ya, posko ini apa adanya,” cerita Dwi.

Mereka sangat bersyukur sama perusahaan ini. Selain bantu tenaga, kadang perusahaan juga kirim tanki air buat nolongin pemadaman.

“Tenaga kita beneran dibantu banget. Soalnya, biasanya kita juga dibantu sama polisi sama TNI pas pemadaman,” tambahnya.

Sekarang, di Posko Karhutla Teluk Bayur ada dua mobil damkar dengan air 4.500 dan 5.000 liter. Terus, ada satu mobil kecil buat masukin daerah yang gak muat buat mobil besar.

Awalnya, mobil damkar ini cuma buat bawa air aja. Tapi, dimodif biar bisa semprot air kayak mobil damkar biasa.

“Satu mobil itu pinjeman dari markas di Tanjung Redeb buat sementara,” kata Dwi.

Buang-buang waktu buat lawan karhutla, kata Dwi, butuh tenaga bagus dan peralatan yang mantap. Meski mereka selalu bahu-membahu buat matiin api, tiap titik punya situasi beda-beda. Terutama, lahan yang gede banget, bisa dua sampe enam hektar.

Sering juga ada peralatan yang rusak dan petugas yang sakit gara-gara hirup asap kebanyakan. Suka ada masalah gitu di tiap pemadaman. “Beberapa selang udah rusak terbakar sampe sekarang. Tapi ada yang gantiin,” ceritanya.

Tapi, ada sisi lain yang bikin mereka sebel. Masih ada aja yang dengan sengaja nyalain api di lahan. Baru manggil mereka buat padamkan, kalo api udah gak bisa dikendaliin.

Soalnya, udah jadi budaya, masyarakatnya udah kebiasa pas ada karhutla. Bahkan, ada yang cuek atau cuma nonton aja pas kebakaran.

“Beberapa waktu lalu, deket posko, ada lahan yang kebakar. Gak lama kemudian, di tempat lain juga ada. Jadi, kita mikir ini kayaknya sengaja,” ungkapnya.

Udah tau belum? Kaltimdaily.com juga ada di Google News lhooo..

Example 728x250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *