Kaltimdaily.com, Tekno – Angkatan Udara Amerika Serikat memutuskan untuk menghentikan rencana kerja samanya dengan perusahaan milik Elon Musk, SpaceX, dalam proyek uji coba pengiriman kargo roket hipersonik dari Johnston Atoll. Pulau kecil terpencil ini berada sekitar 1.300 km barat daya Hawaii dan dikenal sebagai kawasan perlindungan satwa liar yang dilindungi.
Rencana tersebut sebelumnya bertujuan untuk menguji kemampuan roket komersial—seperti yang dikembangkan oleh SpaceX—untuk mengirimkan hingga 100 ton muatan ke mana saja di dunia dalam waktu sekitar 90 menit. Sayangnya, proyek ini memicu kekhawatiran dari para ahli biologi dan kelompok lingkungan karena dikhawatirkan akan mengganggu 14 spesies burung tropis yang bersarang di atoll seluas 2,6 km² itu.
Angkatan Udara AS sebenarnya telah menyiapkan studi dampak lingkungan, namun penolakan dari berbagai kelompok pencinta alam membuat penyusunan dokumen tersebut tertunda. Dalam pernyataan terbarunya, pihak militer menyebut mereka kini tengah mencari lokasi alternatif untuk melanjutkan program strategis ini. Hingga saat ini, baik pihak Angkatan Udara maupun SpaceX belum memberikan tanggapan resmi.
Masalah lingkungan bukan hal baru bagi SpaceX. Tahun lalu, peluncuran roket Starship di Boca Chica, Texas, mengakibatkan kerusakan sarang dan telur burung pantai yang dilindungi. Insiden ini sempat menimbulkan kehebohan dan bahkan berdampak hukum. Dalam tanggapan satirnya, Elon Musk berkata ia akan berhenti makan omelet selama seminggu sebagai bentuk “penebusan dosa”.
Komentar Elon Musk tersebut justru memicu lebih banyak kritik. Banyak pihak menganggap pernyataannya sebagai bentuk ketidakseriusan terhadap isu lingkungan. Kritik pun bermunculan dari berbagai media dan pemerhati alam liar, yang menilai bahwa proyek besar seperti SpaceX seharusnya mengutamakan dampak ekologis dalam setiap pengembangan teknologinya.
Langkah Angkatan Udara AS ini memperlihatkan bahwa bahkan dalam dunia teknologi canggih dan pertahanan, isu lingkungan hidup tetap menjadi perhatian utama. Sekalipun proyek SpaceX menjanjikan kemajuan logistik militer yang revolusioner, keberlanjutan ekosistem tetap tak bisa diabaikan.
Ke depan, Elon Musk dan SpaceX perlu lebih cermat dalam memilih lokasi proyek serta melibatkan studi lingkungan secara transparan. Dengan menggabungkan inovasi dan tanggung jawab ekologis, mereka tak hanya bisa menjadi pelopor teknologi, tapi juga contoh perusahaan yang peduli terhadap bumi dan seluruh makhluk hidup di dalamnya. (*)















