Kaltimdaily.com – Andi Harun, sang Wali Kota Samarinda, bikin heboh pas meresmikan jalur alternatif dari Jalan Merdeka ke Jalan Sambutan.
Dalam kesempatan keren itu, dia ngeluarin bahasa Banjar yang asyik buat cerita seputar kota.
Andi ngebagiin cerita seru tentang topik yang lagi ramai dibicarain sama warga Kota Samarinda. Pake bahasa Banjar yang udah dikenal banget, dia cerita warga sering sebut tiga kata keren, yakni ‘licak, kadap, dan banjir’.
Nah, ini artinya jalanan becek berlumpur, jalanan gelap, dan banjir yang jadi permasalahan bersama.
Wali Kota tampak concern dengan label-label yang melekat sama kotanya sendiri. Tapi, dia jadi ngambil hikmahnya buat Pemerintah Kota. Ini jadi pembelajaran buat mereka buat terus evaluasi kinerja dan kasih yang terbaik buat warga lewat peningkatan infrastruktur.
“Kita harus jujur mengakui dalam melakukan perbaikan bersama-sama. Tidak ada pihak yang ingin kita salahkan, tapi memang karena tidak adanya uang, karena banyaknya PR yang harus dilaksanakan sehingga tidak semua sektor bisa diperbaiki dalam waktu yang bersamaan,” ungkap Andi Harun.
Dia juga udah minta ke Sekretaris Daerah Kota Samarinda buat nambahin anggaran setiap tahunnya buat tingkatin kualitas infrastruktur. “Setiap tahun harus ada perbaikan infrastruktur seperti jalan, masalah penerangan, perbaikan jembatan, perbaikan drainase. Karena kita diamanahi masyarakat untuk menyelesaikan PR dan permasalahan mereka,” tambahnya.
Berdasarkan wejangan dari ulama keren KH Muhammad Zhofaruddin alias Guru Udin, Andi Harun mengingatkan bahwa keberhasilan pemimpin diukur dari seberapa banyak kebaikan yang bisa dia kasih ke masyarakat.
“Bila jalannya licak dibaiki, bila kadap diterangi, kada usah banyak teori. Biasanya yang kebanyakan teori itu kada jelas.
Tidak usah panjang lebar presentasi, seminar kiri kanan tapi kalau hasilnya jalan tetap licak, kampung tetap kadap maka tidak sesuai dengan kaidah tadi karena kita tidak memberikan manfaat,” tutupnya. Mantap nih, Wali Kota! (*) 🌟
#AndiHarunSeruBanget #KotaTepianGaul