Kaltimdaily.com, Hot – Food vlogger emang lagi hits, tapi sayangnya kehadiran mereka kadang bikin masalah.
Kayak yang baru-baru ini kejadian, ulasan dari seorang food vlogger bikin sebuah warung rawon legendaris di Yogyakarta malah tutup.
Kontroversi ini gara-gara si food vlogger bernama Debi, yang lewat review pedasnya bikin usaha yang udah berjalan 19 tahun harus gulung tikar.
Melansir akun X @txtdrkuliner, Debi, dengan username @debiprt_, jadi perbincangan panas usai videonya yang mengulas Warung Makan Mamiku viral.
Debi ngasih review yang nggak enak tentang rawon di sana. Katanya, kuah rawonnya keasinan, taugenya langu, dan dimakan pake kemangi bikin rasanya aneh kayak pecel lele.
Bahkan, dia bilang rawon itu nggak beda jauh sama soto, tapi kuahnya lebih hitam.
Ulasan ini langsung bikin netizen murka. Banyak yang nggak terima sama kritikan Debi karena menurut mereka, Debi nggak ngerti rawon otentik khas Jawa Timur.
Rawon emang pake kluwek buat dapetin warna hitam, dan nggak ada tuh ceritanya rawon pake tinta cumi kayak yang Debi bilang.
Gara-gara ulasan itu, akun Instagram Debi pun langsung ditangguhkan, dan dia masuk daftar hitam pelaku bisnis kuliner.
Di tengah kemarahan netizen, Debi akhirnya minta maaf lewat WhatsApp ke pemilik warung.
Dia bilang nggak ada niatan buat ngejatuhin warung legendaris itu. Tapi nasi udah jadi bubur, Warung Makan Mamiku yang udah beroperasi hampir dua dekade terpaksa tutup karena ulasan viralnya itu.
Kasus ini jadi bukti bahwa ulasan dari food vlogger bisa berdampak besar buat usaha kecil, baik positif maupun negatif.
Para kreator konten sebaiknya lebih bijak dan berhati-hati dalam memberikan ulasan agar tidak merugikan pelaku usaha yang udah lama berdiri dan punya pelanggan setia.
Ke depannya, diharapkan baik food vlogger maupun pengusaha kuliner bisa lebih membangun hubungan yang positif, dengan ulasan yang jujur tapi tetap objektif dan menghargai usaha orang lain.
Kolaborasi ini bisa bantu nge-boost bisnis tanpa perlu mengorbankan salah satu pihak. (*)