Kaltimdaily.com, Kukar – Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) serius banget dalam mencegah perdagangan orang (TPPO) mulai dari akar hingga ke ujung.
Pemerintah, keluarga, hingga aparat penegak hukum semua dilibatkan buat ngehajar masalah ini dari semua sisi.
“TPPO harus dicegah dari akar, mulai dari keluarga, masyarakat, instansi desa, kecamatan, sampai kabupaten,” ungkap Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar, Hero Suprayetno, di Tenggarong, Senin.
Hero jelasin, perdagangan orang itu ibarat perbudakan zaman sekarang, di mana korban yang paling banyak tuh perempuan dan anak.
Makanya, selain cegah dari sisi keluarga dan masyarakat, pendekatan agama juga penting.
Perdagangan orang seringnya berakar dari eksploitasi seksual seperti kawin paksa atau prostitusi, dan juga eksploitasi non-seksual, misal kerja paksa.
Biasanya, korban dari kalangan miskin yang mudah kena bujuk rayu pelaku yang janjiin pekerjaan layak, tapi nyatanya malah berujung ancaman dan kekerasan.
Hero bilang, buat cegah TPPO ini perlu banget kerja sama yang solid antara semua pihak.
Belum lama ini, Pemkab Kukar juga ngebentuk Satgas TPPO yang anggotanya dari berbagai sektor biar bisa kompak dalam berkolaborasi lindungi korban dan saksi.
Satgas TPPO yang baru dibentuk diharapkan bisa jadi garda depan dalam memutus rantai perdagangan orang di Kutai Kartanegara.
Dengan adanya satgas ini, Pemkab Kukar berharap penanganan kasus perdagangan orang bisa lebih cepat, tepat, dan terkoordinasi dengan baik antarinstansi.
Hero juga mengingatkan pentingnya keberanian korban untuk melapor agar perlindungan dan penanganan bisa lebih maksimal.
Ia berharap dengan edukasi yang terus dilakukan, masyarakat lebih peka terhadap ancaman TPPO dan berani melapor jika mengetahui adanya potensi perdagangan orang. (*)