Kaltimdaily.com, Samarinda – Julianus Karaeng (34), pekerja galangan kapal, ditemukan tewas di dalam tongkang BG.
Taurus 7 yang lagi diperbaiki di PT. Karya Docking Nusantara, Sambutan, Samarinda. Kejadian tragis ini terjadi Senin pagi (16/9/2024) sekitar jam 06.30 WITA.
Menurut info dari pihak berwajib, Julianus, yang kerja sebagai masinis 2 di TB. Atlantik Star 33, diduga jatuh ke dalam tongkang pas lagi kerja. Temen-temennya nemuin tubuh Julianus setelah hilang kontak beberapa saat. Dari ciri-ciri tubuh gemuk, tinggi, kaos hitam, celana pendek hitam, kulit sawo matang, dan rambut keriting, korban teridentifikasi sebagai warga Manado, Sulawesi Utara.
Koordinator Pos SAR Samarinda, Riqi Effendi, bilang kalau mereka dapet laporan sekitar jam 06.30 WITA dan langsung gerak bareng tim SAR gabungan, Damkar, BPBD, dan relawan lainnya buat evakuasi. Proses evakuasi lumayan dramatis karena korban ada di dasar tongkang sedalam lima meter. Untungnya, sekitar jam 10.00 WITA, korban berhasil dievakuasi walau udah dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah langsung dibawa ke RSUD A.W. Syahranie Samarinda buat visum. Operasi penyelamatan ini melibatkan Basarnas, Polsek Samarinda Kota, Satpolair, Disdamkarmat, dan banyak relawan seperti SATRIA dan Portugal Rescue. Sampai sekarang, penyebab pasti jatuhnya Julianus masih diselidiki.
Kecelakaan kerja di dunia perkapalan memang sering jadi sorotan, dan kali ini Samarinda kembali dirundung duka dengan tewasnya Julianus Karaeng, seorang masinis 2 di TB. Atlantik Star 33.
Kejadian ini menyisakan duka mendalam, bukan hanya untuk keluarga korban, tapi juga teman-teman kerja dan seluruh pihak yang terlibat dalam operasional galangan kapal tersebut.
Menurut rekan kerja korban, Julianus adalah sosok pekerja keras yang selalu serius dalam tugasnya. Tapi, nahas, nasib berkata lain. Julianus ditemukan tewas di dalam tongkang yang dalam proses perbaikan.
Proses evakuasinya juga cukup dramatis, mengingat posisi korban berada di dasar tongkang yang kedalamannya mencapai lima meter. Tim SAR gabungan harus berjibaku untuk mengangkat tubuhnya.
Sementara itu, pihak berwajib masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya korban.
Apakah murni kecelakaan atau ada faktor lain yang menyebabkan kejadian ini. Yang jelas, peristiwa ini jadi pengingat buat semua pekerja di sektor perkapalan untuk selalu waspada dan memperhatikan keselamatan kerja.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya standar keselamatan kerja di galangan kapal.
Pemakaian alat pelindung diri (APD) dan pengawasan ketat selama proses perbaikan kapal seharusnya bisa meminimalisir risiko kecelakaan seperti yang dialami Julianus. Semoga ke depan, prosedur keselamatan bisa lebih diperketat dan kejadian serupa tidak terulang lagi. (*)