Kaltimdaily.com, Samarinda – Kabar sedih datang lagi dari kolam bekas galian tambang di Kalimantan Timur, nih!
Kali ini, seorang kakak dan adik tewas tenggelam di kolam tersebut yang terletak di Jalan Flamboyan (atau yang lebih dikenal sebagai Jalan Lubang Tiga), Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Ini bukan pertama kalinya, lho! Sejak tahun 2011 sampai 2014, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur mencatat sudah ada 47 orang yang meninggal di lubang bekas galian tambang.
Menurut Dinamisator Jatam Kaltim, Mareta Sari, pemerintah harus bertanggung jawab atas kejadian ini yang udah berlangsung sejak 2011. Mareta ngomong, kecelakaan kayak gini bisa terjadi terus karena kerusakan akibat aktivitas penambangan, baik yang legal maupun ilegal, gak bisa dihentikan.
“Pemerintah, dari tingkat daerah sampai pusat, gak bisa njamin keselamatan warganya, yang notabene itu hak dasar mereka,” tegasnya.
Untuk kasus yang menimpa kakak beradik ini, Mareta bilang mereka masih mau pastiin siapa yang punya lubang bekas galian tambang itu.
Dari titik koordinat yang mereka dapet, lokasi kolam itu ternyata konsesi PT Trisensa Mineral Utama. Tapi, berdasarkan info dari warga di tempat kejadian, lubang bekas galian tambang itu dulunya milik PT Transisi Energi Satunama.
“Kalo kolam bekas galian itu emang punya PT Transisi Energi Satunama, berarti udah gak aktif lagi,” katanya.
Menurut Mareta, PT Transisi Energi Satunama pernah masuk dalam daftar hitam yang berhenti beroperasi karena ada korban tewas di lubang tambang dari tahun 2010 sampe 2015.
Jadi, siapa yang sebenernya bertanggung jawab atas tragedi ini yang terus berulang? Hal ini bikin kita semua harus mikir lebih dalam, guys! (*)
