Kaltimdaily.com – Baharudin, Ketua Kelompok Tani Tunas Muda, mengungkapkan keprihatinan terkait kondisi irigasi atau sumber air yang mengalir ke lahan pertanian mereka. Menurutnya, air yang kini mengalir mengeluarkan aroma tak sedap, yang sebelumnya tidak terjadi sebelum aktivitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sambutan menjadi aktif.
Para petani juga mengeluhkan aroma tak sedap tersebut dan adanya ikan air tawar yang mengapung, menunjukkan tanda-tanda kematian. Baharudin menyampaikan bahwa air tersebut bukan hanya digunakan untuk pertanian, tetapi juga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci piring.
Meskipun belum ada bukti ilmiah bahwa air tersebut tercemar limbah dari TPA, Baharudin dan kelompoknya berharap pemerintah daerah segera mencari solusi. Mereka khawatir dampaknya tidak hanya terhadap pertanian tetapi juga terhadap kesehatan mereka.
Syaiful Anwar, Kasi Pemerintahan Kelurahan Makroman, bersama jajarannya turut meninjau lokasi. Mereka menduga kuat bahwa air limbah dari TPA merembes ke irigasi atau danau aliran air menuju lahan pertanian warga. Namun, Syaiful menekankan perlunya penelitian lebih lanjut sebelum kesimpulan dapat diambil.
Laporan dari masyarakat akan diteruskan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda untuk ditindaklanjuti. Syaiful mengimbau warga agar sabar dan menjaga diri mereka dari dampak potensial. “Kami akan bersurat ke DLH agar bisa diketahui untuk mencari kebenaran bau air yang tercemar di irigasi tersebut. Memang ada TPA di belakang danau, saat ini masih diduga, sambil menunggu hasil tanggapan dinas terkait,” ungkapnya. (*)