banner-sidebar
Bontang

Dinkes Bontang Telusuri Dugaan Dua Anak Meninggal Karena DBD

Avatar
989
×

Dinkes Bontang Telusuri Dugaan Dua Anak Meninggal Karena DBD

Share this article
Dinkes Bontang Telusuri Dugaan Dua Anak Meninggal Karena DBD
DBD. Ft by Ist

Kaltimdaily.com, Bontang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang tengah meningkatkan kewaspadaan setelah menerima laporan terkait dugaan dua kasus kematian anak akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) pada September 2025. Kepala Dinkes Bontang, Bahtiar Mabe, mengonfirmasi bahwa pihaknya segera menggelar rapat koordinasi pada Senin (15/9/2025) pagi untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut.

Bahtiar menjelaskan, rapat tersebut difokuskan untuk memastikan penyebab kematian kedua pasien, apakah murni akibat DBD atau ada pengaruh dari penyakit bawaan lain. Ia menambahkan, detail mengenai identitas maupun usia korban masih menunggu laporan resmi dari jajaran petugas kesehatan. “Informasi memang ada, tetapi harus dipastikan terlebih dahulu, apakah murni DBD atau ada faktor lain,” jelasnya.

Berdasarkan data Dinkes Bontang, sepanjang September 2025 terdapat sembilan kasus DBD. Kasus terbanyak tercatat di Kelurahan Tanjung Laut Indah dengan empat pasien, disusul Kelurahan Berebas Tengah dengan tiga pasien, sementara Kelurahan Loktuan dan Tanjung Laut masing-masing satu pasien. Selain itu, juga ditemukan satu kasus dengue shock syndrome (DSS) di Loktuan.

Jika dihitung sejak Januari hingga September 2025, jumlah kasus DBD di Bontang telah mencapai 152. Sementara itu, angka notifikasi dengue tercatat lebih tinggi dengan 332 laporan. Catatan tersebut menjadi perhatian karena kasus kematian akibat DBD tahun ini baru pertama kali terjadi, berbeda dengan tahun 2024 yang mencatat 558 kasus dengan satu korban meninggal.

Bahtiar menegaskan, apabila hasil verifikasi menyatakan bahwa kedua anak tersebut meninggal akibat DBD, maka angka kematian tahun 2025 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. “Kalau benar, berarti tahun ini naik. Tahun lalu hanya ada satu kematian,” pungkasnya.

Dengan adanya perkembangan ini, Dinkes Bontang diperkirakan akan memperketat langkah pencegahan serta pengendalian penyakit DBD di seluruh kelurahan. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air, hingga membiasakan pola hidup sehat akan kembali digencarkan untuk menekan potensi penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti tersebut.

Selain itu, masyarakat Bontang juga diimbau untuk lebih aktif melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar. Partisipasi warga dinilai menjadi kunci utama dalam menekan peningkatan kasus, sehingga langkah pencegahan bisa lebih efektif dijalankan.

Apabila kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat berjalan konsisten, Kota Bontang diharapkan dapat menurunkan risiko penularan DBD secara signifikan. Ke depan, upaya terpadu ini diyakini bukan hanya melindungi masyarakat dari ancaman penyakit, tetapi juga memperkuat ketahanan kesehatan di tingkat lokal. (*)




Maaf guys, kalian tidak bisa melakukan copy paste dari situs ini. Terima kasih