Kaltimdaily.com, Samarinda – Kehadiran PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) dan PT Kobexindo Cement di Kaltim jadi perhatian serius dari Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi. Ini gak tanpa alasan, nih. PT KFI aja katanya udah makin banyak pekerja lokalnya, sekitar 1700 orang, tapi juga ada 250 TKA yang disewa buat bangun pabrik.
Yang paling baru, di PT Kobexindo Cement, data dari Disnakertrans Kutim Agustus 2023 lalu nunjukin ada 260 TKI di situ, dan 74 TKA. Tapi yang jadi sorotan, bulan September TKA-nya udah 105 orang.
Reza, panggilan akrabnya, merasa heran gimana bisa dalam waktu sebentar ini jumlah TKA di PT Kobexindo Cement nambah, sementara pekerja lokalnya enggak.
“Kita pengen semua orang ngeliat ini, gimana sih aturannya soal TKA ini?,” tanya Reza.
Reza jelasin kalau Disnakertrans Kaltim punya tugas penting buat awasi kerja sama TKA. Perizinan RPTKA terkait sama wilayah kerja TKA juga, jadi dia minta instansi yang berwenang pastiin jumlah dan legalitas TKA di kedua perusahaan itu.
“Selain visa kerja, kalo di dokumen ada wilayah kerja di Kukar, berarti TKA gak boleh kerja di Kutim. Apalagi, kalo ada perusahaan yang punya TKA tapi enggak punya RPTKA, itu Disnakertrans berwenang buat stopin kerjanya,” jelasnya.
Reza harapannya, kehadiran TKA gak bikin rugi warga setempat dan daerah. Dia juga ngasih info kalau penggunaan TKA udah diatur dalam Perda Kaltim No 14 Tahun 2014 tentang Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).
“Kita bakal terus pantengin ini, apalagi soal aturan 20 persen TKA dan 80 persennya TKI atau pekerja lokal. Nah, dari situ, kita liat nih perusahaan yang lagi beroperasi udah punya izin-izin itu atau belum,” pungkasnya. (*)
