Kaltimdaily.com, Samarinda – Terowongan keren yang lagi dibangun di Jalan Sultan Alimuddin, Kelurahan Sungai Dama, Samarinda Ilir, tiba-tiba jadi sorotan gara-gara kejadian longsor yang terjadi Senin (13/5). Padahal, proyek ini belum rampung total, eh udah disapa bencana alam.
Meski sempat bikin panik, Wali Kota Samarinda Andi Harun langsung kasih klarifikasi. Katanya, struktur utama terowongan masih aman sentosa. “Yang longsor itu bukan badan terowongannya, tapi di luar, tepatnya di lereng kanan portal. Itu juga masih pakai penahan sementara,” jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (14/5).
Pak Wali juga bilang kalau fokus awal pengerjaan memang ada di badan utama terowongan. Nah, buat bagian inlet dan outlet-nya, penguatannya baru dianggarkan lewat APBD 2025 dan sekarang masih proses lelang.
“Enggak bisa dibilang molor ya, intinya konstruksi utama udah kelar. Sekarang tinggal penguatan tambahan di bagian masuk dan keluarnya,” lanjutnya.
Menurut DPUPR Samarinda, longsor ini dipicu hujan deres banget yang turun dari jam 04.00 sampai 11.00 Wita, 12 Mei lalu. Yang kena adalah lereng kanan inlet terowongan. Luas area longsornya sekitar 210 meter persegi, dengan material yang jatuh sekitar 150 meter kubik.
Daerah itu emang dari awal udah masuk zona rawan longsor karena struktur tanahnya itu tanah tua yang labil alias “talus deposit”. Jadi ya enggak heran kalau cuaca ekstrem bikin lerengnya ambyar.
Sekarang, Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur (BGTS) lagi kerja bareng buat ngerancang solusi jangka panjangnya. Sementara itu, penanganan darurat udah dijalankan, mulai dari nutup lokasi pakai terpal sampai bersihin sisa material.
Ke depan, akan dilakukan pembobokan shotcrete yang sempat menggantung, ditambah pemasangan lapisan baru, dan diperkuat lagi pakai rockbolt biar makin kokoh.
Pejabat PPK Proyek Terowongan Samarinda, Rezky Samudra Aprilyan, juga memastikan lewat data dari sensor yang terpasang, struktur utama sepanjang 400 meter masih solid. “Enggak ada yang berhenti, semuanya tetap jalan. Ini cuma soal teknis yang udah kita siapin,” katanya singkat.
Proyek ini memang salah satu kebanggaan warga Samarinda, jadi wajar aja kalau ada kejadian kayak gini langsung ramai dibahas. Tapi selama langkah antisipasinya sigap dan transparan, masyarakat bisa lebih tenang dan tetap percaya sama pemerintah.
Semoga ke depannya, proses pembangunan makin diperhatikan dari segala sisi, termasuk faktor alam dan cuaca ekstrem. Soalnya, infrastruktur gede kayak gini enggak cuma soal fisik, tapi juga soal keselamatan dan kepercayaan publik. (*)