HotHukumPolitika

Rapat DPR Gagal, Pengesahan RUU Pilkada Batal!

Avatar
907
×

Rapat DPR Gagal, Pengesahan RUU Pilkada Batal!

Share this article

Kaltimdaily.com, Politik – Drama politik di Senayan kembali terjadi, geng! Rapat paripurna DPR untuk mengesahkan RUU Pilkada yang dijadwalkan pada Kamis (22/08) batal total.

Gara-garanya, jumlah anggota legislatif yang hadir nggak memenuhi batas minimum alias kuorum, bro!

Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, memastikan kalau RUU Pilkada nggak jadi disahkan. Akibatnya, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal pilkada otomatis langsung berlaku.

“Hari ini, revisi UU Pilkada batal dilaksanakan,” tegas Dasco dalam konferensi pers sore harinya.

Menurut Dasco, karena RUU Pilkada belum disahkan, saat pendaftaran calon kepala daerah pada 27 Agustus 2024, aturan yang dipakai adalah hasil putusan MK.

Semua sesuai mekanisme yang berlaku di DPR, jadi kalau mau ada paripurna lagi, harus melewati tahapan yang diatur sesuai tata tertib.

Nah, kisahnya jadi makin seru saat Dasco ngomong soal kemungkinan sidang paripurna berikutnya, tapi nggak bisa memastikan kapan rapat bakal dilanjut.

“Kita lihat mekanisme yang berlaku, mungkin perlu rapat pimpinan atau Bamus dulu. Belum bisa jawab kapan, kita tunggu aja,” katanya.

Sedikit flashback, sehari sebelumnya, MK bikin gebrakan yang dianggap angin segar buat demokrasi. Tapi, niat DPR untuk mengesahkan revisi UU Pilkada malah dibilang “membegal” putusan MK.

Delapan dari sembilan fraksi di DPR sepakat buat cuma ngikutin sebagian aja dari putusan MK yang berkaitan dengan syarat pencalonan kepala daerah.

Ini bikin banyak pengamat bilang kalau keputusan itu bisa hasilin “demokrasi palsu” di Pilkada 2024.

Dosen pemilu dari Universitas Indonesia, Titi Anggraini, nggak ragu-ragu menyebut langkah DPR yang pengen ubah putusan MK sebagai pembangkangan konstitusi.

“Kalau revisi UU disahkan, pencalonan di Pilkada bisa jadi ajang kepentingan elite yang main di koalisi gemuk,” jelas Titi. Contoh kasusnya, PDIP bisa nggak punya kesempatan buat ajukan calon mereka sendiri, kayak di DKI Jakarta.

Sementara itu, pengamat politik dari BRIN, Firman Noor, bilang kalau revisi UU soal batas usia calon bisa kasih kesempatan buat Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, buat nyalon.

Nah, selain itu, Baleg DPR juga bikin aturan kalau partai yang nggak punya kursi di DPRD tetap bisa ajukan calon kepala daerah, walaupun harus lewat syarat tertentu.

Tapi nih, ada juga yang ngerasa kalau DPR cuma pilih-pilih putusan MK yang nguntungin mereka aja, alias “cherry picking.”

Kayak yang diomongin dosen hukum tata negara dari Universitas Andalas, Charles Simabura.

“DPR ngakuin putusan MK kalau nguntungin mereka, tapi nggak mau terima kalau merugikan,” cetusnya.

Situasi makin panas ketika polemik soal pencalonan di Pilkada DKI Jakarta mencuat. Kalau revisi RUU Pilkada ini disahkan, PDIP bisa nggak bisa ajukan calon gubernur dan wakil gubernur DKI karena nggak memenuhi syarat ambang batas parlemen.

Meski begitu, Charles mendorong PDIP buat tetap daftar calon mereka ke KPU biar bisa jadi pintu masuk buat mempersoalkan Pilkada DKI yang nggak sesuai putusan MK.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, udah ancang-ancang buat ngumumin 169 calon kepala daerah yang bakal mereka usung di Pilkada 2024.

Namun, apakah ada nama calon yang akan diusung di Pilkada DKI, masih misteri.

Yang jelas, PDIP bakal ngikutin putusan MK dalam proses pencalonan mereka. Kalau nanti calon mereka ditolak KPU, langkah hukum buat sengketa di MK udah siap jadi senjata terakhir.

Kita tunggu aja drama politik yang bakal berlanjut ini, geng! (*)

Udah tau belum? Kaltimdaily.com juga ada di Google News lhooo..

Example 728x250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *