Kalimantan TimurSamarinda

Pasalurus Mesin Pertamini Jadi Sasaran Polisi di Samarinda, Abis Banget!

Avatar
3787
×

Pasalurus Mesin Pertamini Jadi Sasaran Polisi di Samarinda, Abis Banget!

Share this article

Kaltimdaily.com – Cerita petaka nih dari jalan-jalan Samarinda! Mesin pertamini yang jadi banjir di sepanjang jalan di Samarinda bikin geger polisi, guys.

Bukan main, Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Ade Yaya Suryana, nunjukkin data kebakaran yang terjadi sepanjang 2023 akibat mesin pertamini.

Katanya sih udah lima kali kejadian kebakaran!

Dalam pantauan gue, kejadian terbaru adalah kasus yang nyeret M Basri (55), pemilik bangunan yang terbakar gegara bensin yang mau dipindahin dari SPBU ke mesin pertamini.

“Saya harap ini jadi peringatan bagi masyarakat. Berhenti (mengetap). Karena yang dirugikan banyak pihak lho,” pesan Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli.

Dari beberapa kejadian itu, ternyata polisi juga nge-support rencana Pemkot Samarinda buat nertibin mesin-mesin pertamini ini, guys.

Banyak banget nih masalah yang muncul, kayak kebakaran rumah sampe kecelakaan mobil. Jangan sampai ada korban terus, deh!

Dalam laporan yang gue dapat, katanya ada lebih dari 500 mesin pertamini yang beroperasi di Samarinda. Luar biasa banget, ya, guys!

Apalagi Kabid Humas Polda Kaltim sempet kaget denger ada penyalur atau distributor di salah satu kawasan Samarinda. Nih, jadi cerita seru banget nih. Bakal diusut lebih lanjut nih sama polisi.

Basri, yang punya mesin pertamini yang terbakar itu, bilang kalau dia baru setahunan jualan BBM pake dispenser pertamini. Mesinnya dia beli dari Makassar seharga 20 juta rupiah.

Awalnya dia jualan BBM pake botol, tapi beralih ke mesin pertamini karena lebih praktis dan mudah. Tapi beneran, guys, lebih mudah aja atau malah bikin kerepotan? Nantikan cerita selanjutnya, ya! 🔥🛢️ #PertaminiGegerSamarinda #Pertamina

Udah tau belum? Kaltimdaily.com juga ada di Google News lhooo..

Example 728x250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *