Kaltimdaily.com, Samarinda – parkiran di Samarinda makin rapi dan nggak ada lagi drama jukir liar, Dinas Perhubungan Kota Samarinda lagi ngebut dorong sistem parkir berlangganan.
Kepala Dishub, Hotmarulitua Manalu, bilang sistem ini bakal dimulai dulu dari kalangan ASN dan non-ASN biar jadi contoh buat yang lain.
Nggak main-main, sistem ini udah punya dasar hukum dari Perda Kota Samarinda Nomor 1 Tahun 2024.
Untuk mobil, biaya langganannya Rp1 juta per tahun, dan motor cuma Rp400 ribu. Tapi tenang aja, Pak Wali Kota masih kasih sinyal soal kemungkinan diskon, jadi bisa aja harganya lebih ramah di dompet nanti.
Langkah ini juga jadi senjata buat ngelawan jukir liar yang sering seenaknya narik uang parkir, bahkan sampai viral di medsos karena minta tarif parkir Rp15 ribu cuma buat berhenti sebentar depan Indomaret.
Hotmarulitua bilang, itu gara-gara banyak warga yang asal parkir di tempat yang bukan semestinya, akhirnya dimanfaatin oknum buat cari cuan.
“Selama masih ada yang parkir sembarangan, ya masih ada celah buat jukir liar muncul. Mereka lihat peluang, langsung ambil. Makanya penting banget kerja sama dari masyarakat,” kata Hotmarulitua.
Soal penindakan, Dishub udah jalan bareng Satlantas, tapi terkendala aturan hukum. “Kita tangkap, malam ditahan, besok siangnya udah keluar. Karena nggak bisa langsung dipidanakan. Jadi kita juga minta bantuan masyarakat buat sama-sama tertib,” lanjutnya.
Salah satu contoh suksesnya adalah di kawasan Taman Samarendah.
Dulu sempat jadi sarang jukir liar, tapi setelah Dishub pasang parkir resmi dan tegas gembosi kendaraan yang bandel, sekarang tempat itu udah bebas dari pungli. Masyarakat juga mulai terbiasa parkir di tempat yang bener.
Ke depan, Dishub berencana terus perluas zona parkir langganan dan edukasi warga lewat kampanye digital dan sosialisasi di ruang publik.
Mereka juga siap gandeng pengelola minimarket dan SPBU buat pasang rambu zona parkir biar nggak ada lagi warga yang asal berhenti.
Dengan sistem ini, Dishub pengin warga Samarinda bisa nikmatin fasilitas parkir yang aman, tertib, dan transparan. Nggak cuma buat kenyamanan, tapi juga buat dorong budaya kota yang makin modern dan bebas pungli. (YN)