Kaltimdaily.com, Berau – Gempa bumi tektonik berkekuatan 4,8 magnitudo mengguncang Tarakan, Kalimantan Utara, pada Rabu sore, sekitar pukul 16.00 Wita. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa terletak di laut, sekitar 24 kilometer tenggara Tarakan dengan kedalaman 10 kilometer.
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan, Rasmid, M.Si, menjelaskan bahwa gempa ini tergolong gempa dangkal yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Tarakan. Guncangan gempa terasa cukup kuat di Kota Tarakan, dengan intensitas IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity). Sementara itu, daerah lain seperti Tanjung Selor, Berau, dan Nunukan merasakan getaran pada skala III-IV MMI, sedangkan di Malinau terasa lebih ringan dengan skala III MMI.
BMKG melaporkan bahwa getaran gempa dirasakan oleh hampir seluruh penduduk di Kalimantan Utara. Beberapa warga bahkan terbangun dan benda-benda di rumah mereka bergoyang, bahkan ada yang pecah. Meskipun demikian, hingga kini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat peristiwa ini. Selain itu, BMKG juga mencatat bahwa hingga pukul 17.51 WIB, tidak ada gempa susulan yang terdeteksi.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menghindari informasi yang tidak jelas sumbernya. Untuk mendapatkan informasi resmi mengenai gempa dan potensi bencana lainnya, masyarakat diminta untuk mengakses kanal komunikasi BMKG melalui akun Twitter @infoBMKG, situs web www.bmkg.go.id, dan aplikasi InfoBMKG.
Meskipun gempa ini tidak menyebabkan kerusakan besar, peristiwa ini kembali mengingatkan warga Tarakan dan sekitarnya bahwa wilayah ini masih aktif secara tektonik. Sesar Tarakan yang membentang di wilayah Kalimantan Utara terus menjadi perhatian, mengingat potensi gempa yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Kejadian ini mempertegas pentingnya kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam di wilayah rawan gempa. Pemerintah setempat juga diharapkan dapat meningkatkan edukasi dan infrastruktur mitigasi bencana untuk mengurangi dampak yang mungkin timbul di masa depan. (*)















