Kaltimdaily.com, Samarinda – Banjir yang melanda beberapa wilayah di Samarinda, kayak Perumahan Griya Mukti Sejahtera dan Jalan Ahmad Yani, masih jadi masalah meskipun berbagai upaya udah dilakukan.
Apalagi hujan deras belakangan ini bikin air dari Sungai Karang Mumus (SKM) makin meluap. Salah satu penyebab utamanya adalah pembangunan tanggul yang belum rampung.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, bilang kalau sebagian besar tanggul di Griya Mukti udah kelar, tapi masih ada pekerjaan yang tertunda di sekitar Jembatan PM Noor. Akibatnya, air masih sering masuk ke permukiman warga.
“Kalau tanggul di Jembatan PM Noor selesai, banjir di Griya Mukti bisa beres,” ujarnya.
Buat merampungkan proyek tanggul di SKM, Pemkot Samarinda butuh anggaran sekitar Rp 900 miliar.
Selain itu, Pemkot juga lagi fokus ngebahas perbaikan Jembatan PM Noor, entah bakal dibongkar total atau cukup diperlebar. Keputusan ini masih nunggu hasil kajian teknis.
Sebagai bagian dari revitalisasi sungai, beberapa bangunan yang berdiri di garis sepadan sungai bakal dibongkar. Warga yang terdampak nggak perlu khawatir, karena bakal dapet ganti rugi dalam bentuk uang tunai.
“Kami pilih kompensasi tunai, bukan rumah rusun, karena warga di sini udah terbiasa tinggal di rumah tapak,” jelas Andi Harun.
Buat ngurangin risiko banjir jangka panjang, Pemkot Samarinda terus melakukan pengerukan sungai dan pengangkatan sedimentasi. Hasilnya udah mulai kelihatan, genangan banjir berkurang sekitar 34,85 persen atau setara 158 hektare.
Meski begitu, Wali Kota ngingetin kalau perawatan sungai itu harus dilakukan rutin tiap tahun biar nggak kembali mampet.
Ke depan, Pemkot Samarinda juga bakal kerja sama lebih intensif sama pemerintah pusat buat dapetin tambahan anggaran.
Harapannya, proyek pengendalian banjir ini bisa dipercepat dan warga nggak lagi was-was tiap musim hujan datang. (*)