Kaltimdaily.com, SamariAngkutan umum di Kota Samarinda makin hari makin langka. Kepala Dinas Perhubungan Samarinda, Hotmarulitua Manalu, blak-blakan bilang kalau jumlah angkot udah turun drastis sejak tahun 2002.
Dulu, ada sekitar 1.500 unit yang wara-wiri di jalan, tapi sekarang sisa 300 doang. Parahnya lagi, cuma 50 kendaraan yang masih rutin uji kelayakan.
Masalah makin kerasa karena angkot yang aktif di trayek utama juga bisa dihitung jari, katanya cuma sekitar 15 unit doang yang bener-bener jalan.
Jelas aja ini bikin mobilitas warga makin ribet, apalagi buat mereka yang nggak punya kendaraan pribadi.
Dishub nggak tinggal diam. Hotmarulitua bilang pihaknya lagi serius evaluasi sistem transportasi umum yang ada.
Tujuannya? Biar angkutan umum bisa balik eksis lagi, tapi dengan versi yang lebih kekinian dan ramah lingkungan.
Nggak cuma soal nambah jumlah armada, tapi juga soal peremajaan kendaraan. Banyak dari angkot yang masih ada sekarang udah masuk kategori uzur dan butuh diganti.
Pemerintah kota juga bakal dorong pengusaha angkot buat beralih ke moda transportasi yang lebih aman dan nyaman.
Penurunan jumlah angkutan umum ini jelas ngaruh ke aktivitas harian masyarakat. Banyak warga yang harus ngeluarin biaya lebih karena terpaksa naik ojek atau transportasi online yang tarifnya nggak selalu bersahabat.
Biar masalah ini nggak makin ruwet, Dishub juga berencana ngenalin transportasi berbasis teknologi yang lebih praktis dan bisa diakses banyak orang.
Salah satunya kayak sistem aplikasi pelacakan armada atau integrasi transportasi dengan e-payment biar lebih simpel.
Ke depan, Dishub pengen hadirin transportasi umum yang nggak cuma ngandelin jumlah, tapi juga kualitas. Tujuannya biar warga Samarinda nggak pusing lagi soal akses ke kendaraan umum.
Pemerintah juga ngajak semua pihak buat bareng-bareng benahin transportasi kota.
Mulai dari pengusaha, operator, sampai warga pengguna—semua diajak kolaborasi. Harapannya, Samarinda bisa punya angkutan umum yang bener-bener layak dan jadi kebanggaan warga sendiri. (*)