Kaltimdaily.com – Warga perumahan Wika, Gunung Samarinda Baru (GSB), lagi pada emosi dan somasiin PT Fahreza Duta Perkasa, nih!
Jadi ceritanya, warga kesel banget sama kerjaan kontraktor yang lagi bikin proyek Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal.
Banyak fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) di lingkungan mereka yang jadi korban dampak dari proyek gorong-gorong yang dilakukan kontraktor itu. Bikin panas dingin!
Mereka kirim surat somasi buat bos besar PT Fahreza Duta Perkasa, Arif Wibisono, dan salinan juga dikirim ke Kapolda Kalimantan Timur (Kaltim), Pemkot Balikpapan, DPRD Kota Balikpapan, Pengadilan Negeri Balikpapan, dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan.
Nah, ada yang keren nih, warga RT 15 Perumahan Wika udah ngasih urusan ini ke kuasa hukum mereka. Tim kuasa hukumnya termasuk Advokat Asrul Paduppai, Agus Siswanto, dan Bayu Mega Malela udah aktif sejak tanggal 11 September 2023.
Mereka nuntut hak mereka, katanya udah janji tapi kerjaannya masih ada yang belom kelar. Udah berasa kayak lagu lama, guys!
Surat somasinya ini punya 9 poin yang disampaikan sama tim kuasa hukum warga RT 15 Perumahan Wika.
Salah satunya, mereka curhatin soal kerusakan fasum di wilayah mereka gara-gara proyek DAS Ampal ini.
Warga minta pertanggungjawaban buat kerusakan fasilitas umum, termasuk penutup gorong-gorong yang masih berbunyi keras kalo ada kendaraan yang lewat. Bikin kehidupan warga jadi beda banget, guys!
Kuasa Hukum warga Wika, Asrul Paduppai, ngomong kalo progresnya minim dan kerjaannya nggak sesuai janji. Kayaknya bocor banget nih, guys!
Terus ada poin lainnya, si Arif Wibisono, yang ngerjain proyek DAS Ampal ini, dikasih tau soal tanggung jawab dia buat benerin kerusakan lingkungan di RT 15 Perumahan Wika.
Tapi kayaknya dia lupa atau sengaja nggak mau ngelanjutin kerjaan itu.
Menurut kuasa hukum, itu bisa aja jadi penipuan, guys! Kayak yang diatur di Pasal 378 KUHP.
Nggak cuma itu, mereka juga bilang kalo kontraktor ini melanggar Pasal 1365 KUHPerdata tentang perbuatan melanggar hukum dan juga dugaan pengrusakan yang udah diatur di Pasal 406 ayat (1) KUHP.
Terakhir, mereka bilang buat kontraktor buat cepetan nyusul Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Balikpapan buat ngerapihin lingkungan perumahan sesuai janji yang udah mereka omongin.
Mereka ingetin lagi nih, buat cepetan kelar semua urusan ini dalam 7×24 jam semenjak somasi ini mereka kirim.
Kalo nggak, bisa jadi bakal ada tindakan hukum yang lebih serius! Atau kalo mau baik-baik, mereka juga siap buat ketemu. Seru, guys! 😎 (*)