Kaltimdaily.com, Samarinda – TRC PPA Kaltim makin vokal nih soal nasib anak-anak putus sekolah di Samarinda.
Dalam rapat hearing bareng Komisi IV DPRD Kota Samarinda, mereka bahas soal pentingnya peningkatan keterampilan buat tenaga kerja lokal. Tapi masalahnya, banyak anak yang nggak punya ijazah jadi susah ikut pelatihan.
Koordinator Wilayah TRC PPA Kaltim, Rina Zainun, curhat soal kondisi di lapangan. Banyak banget anak korban kekerasan yang nggak pernah sekolah sama sekali.
Ada yang nggak bisa baca tulis, ada juga yang belum lulus SMA. Padahal, buat ikut pelatihan di Balai Pelatihan Kerja (BPP), syaratnya harus punya ijazah minimal SD.
“Ini jadi masalah serius. Buat dapetin ijazah paket A, B, atau C aja masih ada biayanya. Nah, anak-anak dari keluarga kurang mampu makin kesulitan buat dapet pendidikan. Makanya, kami minta Dinas Pendidikan dan DPRD bisa fasilitasi program paket ini gratis,” kata Rina, Selasa (4/3/2025).
Rina juga kasih contoh kondisi di wilayah Mugirejo dan Rindhoutara, di mana banyak anak yang sama sekali nggak pernah sekolah.
Bahkan, ada yang belum bisa baca tulis. Kondisi ini bikin mereka makin sulit buat dapet pekerjaan yang layak di masa depan.
“Kalau nggak segera diatasi, gimana mereka bisa memperbaiki hidup? Pendidikan dasar aja mereka nggak punya. Pemerintah harus hadir buat ngasih solusi konkret,” tegas Rina.
**Tambahan Paragraf:**
TRC PPA Kaltim juga berharap adanya kerja sama yang solid antara pemerintah, DPRD, dan lembaga pelatihan.
Dengan begitu, program pendidikan dan keterampilan bisa menjangkau lebih banyak anak putus sekolah, biar mereka punya kesempatan buat dapet masa depan yang lebih cerah.
Kalau kolaborasi ini beneran jalan, bukan cuma masalah pendidikan yang teratasi, tapi juga pengangguran bisa berkurang.
Jadi, yuk gaspol bantu anak-anak Samarinda biar makin terampil dan siap bersaing di dunia kerja! (ADV/DPRDSMR/YN)