Kaltimdaily.com, Samarinda – Karena makin banyaknya pelajar di Samarinda yang jadi korban kecelakaan lalu lintas, Dinas Perhubungan Kota langsung gerak cepat ngumpulin semua stakeholder buat rapat bareng lintas sektoral.
Rapatnya digelar di Ruang Rapat Dishub Jl. MT. Haryono, Jumat (25/4/2025), dan langsung dipimpin Kepala Dishub Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu.
Rapat ini nggak main-main, soalnya dihadiri juga sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi & Kota Samarinda, Kepala BPKAD, Kepala Bapperida, Kasatlantas Polresta, Kepala BPTD Kelas II Kaltim, sampe camat-camat se-Kota Samarinda juga nimbrung. Serius banget!
Topik utamanya tentu soal gimana caranya nurunin angka kecelakaan yang nyeret-nyeret pelajar. Mulai dari edukasi keselamatan, evaluasi titik rawan kecelakaan, sampai pembenahan sistem parkir di sekitaran sekolah juga dibahas tuntas di forum itu.
Pak Hotmarulitua bilang, kunci suksesnya sistem parkir modern ada di tiga hal: jaringan, mesin, dan sistem pembayaran.
Kalau salah satu mandek, ya bubar jalan. Apalagi mesin parkir otomatis itu butuh biaya gede dan harus direncanain matang dulu biar efektif.
Nah, sebagai solusi cerdas, Dishub lagi ngulik sistem barrier flap parking, kayak yang udah jalan di beberapa kota di Tiongkok.
Sistem ini bisa bikin parkir jadi lebih tertib karena semua terhubung ke pembayaran digital dan sistem langganan pakai stiker atau kartu RFID. Keren, kan?
Rencananya, ASN di lingkungan Pemkot bakal jadi role model duluan buat sistem ini.
Jadi masyarakat bisa lihat langsung sistemnya kayak apa sebelum nanti diterapkan lebih luas. Pembayarannya pun bakal disiapin biar praktis dan bisa dijangkau semua kalangan.
Langkah ini bukan cuma buat urusan parkir aja, tapi jadi bagian dari strategi besar Pemkot buat wujudkan Kota Samarinda yang lebih aman, modern, dan ramah pelajar.
Karena mereka sadar, keselamatan generasi muda itu bukan sekadar tugas polisi atau guru, tapi tanggung jawab bareng-bareng.
Harapannya, dengan kolaborasi kayak gini, jalanan di Samarinda bisa makin tertib dan pelajar bisa merasa aman waktu pergi dan pulang sekolah.
Jadi nggak ada lagi cerita motor nyelonong, pelajar jadi korban, atau parkir semrawut di depan sekolah! (YN)
