Kaltimdaily.com, Bisnis – Pengusaha Indonesia sering menaruh aset di Singapura, termasuk tanah, rumah, atau bangunan.
Salah satu kisah legendaris terkait ini adalah Oei Tiong Ham.
Mungkin belum banyak yang tahu, pengusaha asal Indonesia ini pernah memiliki tanah di Singapura hingga seperempat dari luas wilayahnya.
Bayangkan, dari 728,6 km² wilayah Singapura, seperempatnya atau sekitar 182 km² dimiliki oleh Oei Tiong Ham.
Kisah ini dimulai dari nama besar Oei di dunia usaha pada masa kolonial Belanda.
Oei adalah pendiri dan pemilik Oei Tiong Ham Concern (OTHC), perusahaan gula terbesar di Indonesia.
Pada awal 1900-an, OTHC berhasil menguasai 60% pasar gula di Hindia Belanda. Pada tahun 1911-1912, total ekspor mereka mencapai 200 ribu ton, melebihi seluruh perusahaan Barat.
Keberhasilan bisnisnya membuat Oei memiliki kekayaan sebesar 200 juta gulden.
Sebagai gambaran, pada tahun 1925, satu gulden bisa membeli 20 kg beras.
Jika harga beras saat ini Rp10.850/liter, kekayaan Oei diperkirakan setara dengan Rp43,4 triliun. Tak heran jika ia dijuluki ‘raja gula’ dan dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia pada masa kolonial.
Menurut Liem Tjwan Ling dalam bukunya “Oei Tiong Ham: Raja Gula dari Semarang” (1979), kekayaan Oei yang begitu besar membuat pemerintah kolonial Belanda membidiknya sebagai objek pajak potensial.
Pemerintah menagih pajak sebesar 35 juta gulden, dan bahkan memaksa Oei membayar pajak dua kali lipat tanpa alasan jelas untuk menutupi kas negara yang kosong pasca-perang.
Merasa diperas, Oei memutuskan untuk meninggalkan Indonesia pada tahun 1920.
Dia berlayar dari Semarang ke Singapura, yang saat itu dikuasai Inggris. Di Singapura, Oei benar-benar bebas dari tekanan pajak yang berlebihan.
Ia membeli banyak tanah dan rumah, hingga total luas tanahnya mencapai seperempat wilayah Singapura.
Selain properti, Oei juga aktif berbisnis di Singapura. Situs resmi Perpustakaan Nasional Singapura mencatat bahwa ia pernah membeli perusahaan pelayaran Heap Eng Moh Steamship Company Limited dan menjadi pemegang saham di Overseas Chinese Bank (OCB).
Ia juga berkontribusi dalam pembangunan Singapura dengan memberikan donasi US$150.000 untuk pembangunan gedung Raffles College dan beberapa sekolah. Oei juga sering menjadi donatur utama dalam kegiatan kemanusiaan hingga wafatnya pada 6 Juli 1924.
Sejak Oei meninggal, tidak ada catatan lengkap mengenai warisan seluruh hartanya. Namun, kisah Oei Tiong Ham tetap menjadi legenda sebagai salah satu pengusaha terkaya yang pernah ada di Indonesia. (*)