banner-sidebar
HotHukumKorupsi

Kejagung Usut Peran Stafsus Nadiem Makarim di Kasus Laptop Rp 9,9 T

Avatar
770
×

Kejagung Usut Peran Stafsus Nadiem Makarim di Kasus Laptop Rp 9,9 T

Share this article
Kejagung Usut Peran Stafsus Nadiem Makarim di Kasus Laptop Rp 9,9 T
Nadiem Makarim. Ft by Google

Kaltimdaily.com, Korupsi. – Kasus korupsi di program Digitalisasi Pendidikan bikin panas lagi nih, apalagi nama mantan Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, kembali disebut-sebut.

Dua mantan staf khususnya, Fiona Handayani dan Juris Stan, udah dipanggil Kejaksaan Agung buat diperiksa, Rabu (28/5/2025).

Menurut Harli Siregar, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, pemeriksaan dua stafsus itu penting karena keduanya diduga tahu atau bahkan ikut terlibat dalam proyek pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun.

“Tentu sebagai Stafsus, dari informasi yang diperoleh penyidik dari dokumen, mereka punya peran juga dalam dugaan perkara ini,” jelas Harli ke awak media.

Harli juga bilang, penyidik pengen ngegali info lebih dalam soal pengadaan laptop ini.

Apalagi proyek ini udah rame dibicarain karena nilai anggarannya gede banget, tapi output-nya dipertanyakan.

“Penyidik merasa perlu dilakukan pemeriksaan secara cepat. Untuk apa, untuk menggali lebih banyak lagi informasi terkait dengan pengadaan Chromebook ini,” tambah Harli.

Nggak cuma dua stafsus itu aja, ternyata udah ada total 26 saksi lain yang juga dimintai keterangan. Tapi sejauh ini, status Fiona dan Juris masih sebagai saksi.

“Tentu terkait dengan hasilnya, karena ini menyangkut masalah substansi pendidikan, nanti kita lihat bagaimana perkembangannya,” ujarnya lagi.

Sebelumnya, Kejagung juga udah buka suara kalau mereka tengah ngusut dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di era Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek. Proyek ini jalan dari 2019 sampai 2022.

Harli mengungkap, dalam kasus ini ditemukan indikasi pemufakatan jahat yang sengaja ngarahin tim teknis buat nyusun kajian seolah-olah kebutuhan laptop harus berbasis sistem Chrome alias Chromebook.

Padahal hasil uji coba tahun 2019 nunjukin, 1.000 unit Chromebook itu nggak efektif buat kegiatan belajar-mengajar.

Kasus ini bisa jadi pukulan telak buat citra dunia pendidikan di era digital, apalagi banyak yang berharap program ini bisa beneran ningkatin kualitas belajar.

Tapi kalo ternyata cuma akal-akalan buat ngabisin anggaran, publik jelas harus makin kritis dan waspada.

Nama Nadiem Makarim pun ikut jadi sorotan karena program yang dia rintis justru sekarang disorot karena dugaan korupsi. Publik menanti, sejauh mana penyidikan ini akan membuka tabir siapa yang paling bertanggung jawab di balik proyek Chromebook bernilai triliunan ini. (*)



Seedbacklink Banner BlogPartner Backlink.co.id

Maaf guys, kalian tidak bisa melakukan copy paste dari situs ini. Terima kasih