Kaltimdaily.com, Balikpapan – Hay, Generasi Z! Baru-baru ini, surat edaran dari Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan bikin ramai di media sosial, nih!
Ini tentang larangan angkutan online ambil penumpang di sembilan lokasi, dan responnya bikin geger!
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, bilang bakal cek lagi soal surat edaran itu, apakah benar-benar bikin ribut di masyarakat.
“Mungkin niatnya baik, tapi bikin geger. Nanti tanya dulu,” katanya.
Dishub juga udah dipanggil Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) buat klarifikasi. “Alhamdulillah, kayaknya udah aman,” ujarnya. Tapi, Dishub juga minta aplikator angkutan online sediain tempat jemput, biar nggak ribut sama yang konvensional.
“Soal tempat jemput, kita cek lagi peraturannya. Kalo emang harus ada, ya kita ikutin. Tapi kalo nggak, ya nggak usah,” tambahnya. Soal permintaan shelter dari pemerintah, masih dibahas.
Surat edaran ini punya dasar hukum dari Perda Balikpapan Nomor 1 Tahun 2021, Permenhub Nomor 118 Tahun 2018, dan Perwali Nomor 25 Tahun 2017.
Dari pihak KPPU, Fisika Yuniawan Andriyanto menyambut baik langkah Dishub. “Kalo pemerintah memberi kesempatan yang sama buat semua, bagus lah,” katanya. Dia juga setuju aplikator online sediain shelter di tempat umum.
“Saya setuju ada shelter buat penjemputan penumpang. Demi ketertiban lingkungan dan lalu lintas juga,” tegasnya.
Kepala Dishub, Adwar Skenda Putra, juga menegaskan, aplikator angkutan online wajib sediain shelter sesuai aturan Kemenhub.
“Kalo nggak, bakal bentrok terus,” ujarnya. Dishub udah sepakat soal lokasi shelter di Balikpapan, seperti Pelabuhan Semayang dan Bandara SAMS Sepinggan.
“Surat edaran ini sementara, bakal dicabut kalo gesekan udah berhenti. Ini buat redam konflik,” tambahnya.
Jadi, itu dia, GenZ. Harapannya sih, semua bisa jalan dengan lancar dan nggak ribut-ribut lagi, ya! ✌️🚗 (*)