Kaltimdaily.com, Politik – Puan Maharani, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), ungkap kalo dia belum kasih instruksi ke fraksi PDIP di DPR RI soal hak angket.
Nah, hak angket ini tujuannya buat selidiki dugaan kecurangan di Pilpres 2024.
Puan bilang kalo sampe sekarang belum ada gerak-gerik di DPR soal hak angket.
“Belum, belum ada gerak-gerik,” ujar Ketua DPR RI ini.
Dia jelasin kalo mekanisme untuk ajukan hak angket udah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2019 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (UU MD3).
“Kan ada aturannya di MD3 ada tata tertib. Jadi kalau kemudian harus diusulkan minimal itu oleh 2 fraksi, kemudian oleh 25 orang,” cerita Puan.
Tapi, kata Puan, sampe sekarang pimpinan DPR belum nerima ajuan hak angket dari fraksi-fraksi.
“Kalo memang udah ada (mekanisme terpenuhi) ya kita bakal tunggu gimana. Sampe sekarang kan belum ada,” ungkapnya.
Wacana hak angket pertama kali muncul dari calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
Ganjar pikir, hak angket jadi cara terbaik buat klarifikasi dugaan kecurangan di Pilpres 2024.
Usulan Ganjar itu disambut positif sama partai yang dukung dia, PDIP dan PPP.
Dan partai yang dukung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, kayak NasDem, PKS, dan PKB, juga dukung usulan itu.
Tapi, sampe sekarang belum ada satu pun fraksi di DPR yang usulin hak angket.
Syarat buat ajukan hak angket DPR juga diatur dalam Pasal 199 Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2014.
Dalam UU itu dijelasin kalo hak angket bisa dipakai kalo didukung 50 persen anggota DPR RI lebih dari satu fraksi.
Hak angket yang diusulin bisa diterima kalo dapet persetujuan dalam rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota DPR.
Keputusan buat hak angket diambil berdasarkan persetujuan dari lebih dari setengah jumlah anggota DPR yang hadir dalam rapat paripurna. (*)