Kaltimdaily.com – Gas elpiji 3 kilogram di Samarinda kayaknya pada ilang, nih, guys! Warga sana pada ngerasain susahnya nyari tabung elpiji subsidi, dan akibatnya harganya nangkring tinggi.
Pengecer seenaknya aja, jualan Rp 35-50 ribu per tabung, padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diatur pemerintah cuma Rp 18 ribu.
Purwadi, pengamat ekonomi, gak terima sama kejadian ini. Dia ngekritisi kelangkaan elpiji melon yang berimbas ke masyarakat, khususnya yang punya duit pas-pasan. Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga kena dampaknya.
“Kurang tepat sasaran distribusinya, jadi yang bener-bener butuh malah susah dapat. Pemkot dan Pertamina harus lebih proaktif atasi masalah ini, nggak cuma di kantor doang,” celetuk Purwadi.
Dia juga nyinyirin Pertamina, katanya mereka baru heboh distribusi waktu kelangkaan doang. Padahal, tabung gas itu kebutuhan pokok, bro! “Ini kan ngurus dapur masyarakat. Kalau gasnya langka, UMKM juga bisa kena imbasnya. Lagian mahal lagi, susah cari,” tambahnya.
Selain itu, Purwadi minta Pertamina lebih tegas dan aktif pantau distribusi di lapangan. Menurutnya, Pertamina seharusnya bisa antisipasi sejak awal biar gak sampe kejadian kayak gini. “Mereka punya data distribusi, harusnya bisa dipakai untuk proyeksi ke depannya. Jangan sampe distribusinya nggak maksimal gitu,” tegasnya.
Dia juga menggedor pemerintah dan Pertamina buat nstabilin harga elpiji subsidi biar nggak bikin ribet masyarakat yang lagi kepepet nyari gas melon. “Harapannya, pihak terkait punya tindakan nyata buat atasin kelangkaan ini,” pungkasnya. Semoga ada solusi, ya, guys! 🤞🔥 #SamarindaGasNgegas (*)