Kaltimdaily.com, Samarinda. – DPRD Kota Samarinda gelar rapat hearing, Senin (10/2/2025), buat ngebahas anggaran 2025 dan program kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, didampingi anggota Komisi IV lainnya serta Kepala Disdikbud, Asli Nuryadin.
Salah satu topik panas dalam rapat ini adalah masalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SD dan SMP.
Novan mengungkapkan kalau jumlah calon siswa SMP di Samarinda mencapai lebih dari 10.000, sementara kuota yang tersedia cuma sekitar 9.000.
Artinya, masih ada ribuan siswa yang terancam nggak dapet sekolah.
Buat ngatasi ini, DPRD minta adanya pemerataan penerimaan siswa dan sosialisasi PPDB sampai ke tingkat RT biar nggak ada yang kelewatan informasi.
Selain itu, SMP 49 di Balik Buaya disebut-sebut bisa bantu nampung sebagian siswa yang nggak kebagian kursi. Novan juga soroti ada sekolah dengan fasilitas lengkap tapi jumlah siswanya masih dikit, yang artinya distribusi murid masih belum merata.
Soal buku pendamping, Pemkot Samarinda udah nyediain LKS buat siswa. Sedangkan buku wajib tetap pake dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas).
Novan juga nyinggung soal amanah dari Kemendikbud terkait bantuan untuk siswa kurang mampu biar mereka tetap bisa sekolah tanpa kendala finansial.
Mulai Juli 2025, siswa nggak bakal diwajibin beli buku pendamping lagi. Selain itu, semua bentuk pungutan yang memberatkan siswa, termasuk biaya perpisahan di hotel, dilarang.
Tapi kalau ada sponsor yang mau nanggung biaya perpisahan, itu masih boleh.
Nggak cuma soal anggaran, Disdikbud juga angkat bicara soal kasus tindak asusila yang dilakukan oknum guru.
Asli Nuryadin memastikan kalau pelaku udah ditindak tegas dan kasusnya udah diserahkan ke polisi buat diproses hukum.
Rapat ini jadi momen penting buat ngejamin pendidikan di Samarinda makin merata dan nggak bikin siswa serta orang tua terbebani.
Harapannya, dengan kebijakan yang lebih transparan dan adil, dunia pendidikan di kota ini bisa makin maju tanpa ada lagi kesenjangan atau masalah yang nggak terselesaikan. (*)