Kaltimdaily.com – Samarinda, guys! Sidang kasus korupsi KUR BRI bikin heboh di Pengadilan Tipikor Samarinda.
Terdakwa Eka Trian Wijayanti harus mempertanggungjawabkan perbuatannya setelah ketahuan bikin ulah dengan nasabah topengan.
Dia berhasil mencairkan 304 permohonan KUR dengan trik topengan selama 2019-2021, totalnya capai Rp 12,1 miliar.
Tapi nih, terdakwa nggak ngelak, guys. Dia ngaku kalau ulahnya ini dilakuin karena pengawasan dari unit BRI tempat dia kerja sebagai mantri KUR BRI itu lemah.
Makanya semua permohonan KUR nggak pernah dicek secara detail. Kepala unit juga nggak pernah random sampling. Mereka cuma nyantumin data permohonan yang udah di aplikasi BRISPOT.
Terus dia ngelakuin praktik nasabah topengan ini di tiga unit tempat dia kerja. Mulai dari BRI unit Bengkuring, unit Karang Paci, sampe unit Sungai Dama.
Dia nggak pernah cek dokumen atau langsung liat pemohonnya. Semua diawasi lewat aplikasi BRISPOT.
Dari uang Rp 12,1 miliar yang dia cairin, nggak semuanya dia pake. Sebagian buat bayar angsuran kredit.
Terus ada yang dia kasih ke nasabah topengan yang dipinjemin identitasnya. Ada juga yang diajak bantuin nyari data nasabah topengan.
Setiap orang yang diajak jadi nasabah topengan dapet bayaran berbeda-beda. Tergantung berapa besar KUR yang dicairin.
Misalnya buat KUR Rp 10-25 juta, dia bayar Rp 1 juta per orang. Buat yang KURnya Rp 25-50 juta, dapet Rp 1,5 juta. Gede banget, guys!
Ketika udah ketahuan dan diaudit di BRI, sebagian angsuran udah dibayarin, dan masih ada duit sisa Rp 6,38 miliar.
Kejari Samarinda bilang itu adalah kerugian negara yang jadi inti kasus ini, guys.
Setelah diinterogasi, majelis hakim nyaranin terdakwa untuk ngajak saksi meringankan di sidang berikutnya.
Tapi dia pilih nggak ngajak saksi. Jadi, sidang selanjutnya bakal tuntutan dari JPU nih, guys! Semoga kasus ini cepet kelar, ya. 😬🏛️🔍