Kaltimdaily.com, Samarinda – Hari Rabu (23/4/2025) kemarin, suasana di DPRD Kota Samarinda rame banget.
PANSUS LKPJ Kepala Daerah ngadain rapat bareng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) buat bahas isu-isu lingkungan yang lagi panas-panasnya.
Hearing ini digelar di Ruang Rapat Gabungan Lantai 1 dan langsung dipimpin sama Ketua PANSUS, Deni Hakim Anwar.
Hadir juga anggota pansus lainnya plus Kepala DLH, Endang Liansyah beserta timnya.
Topik yang dibahas cukup berat—dari pengelolaan sampah, TPA, TPS, sampai soal kebijakan dan regulasi lingkungan.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah rencana pembangunan 10 unit insinerator di seluruh kecamatan, yang katanya bakal mulai jalan bulan November nanti.
Menurut Endang, ini murni inisiatif dari Wali Kota.
Insineratornya gak main-main, bisa nelen 100 ton sampah per hari tanpa nambah polusi atau bising-bising. Bahkan, abu sisa bakarnya bisa disulap jadi paving block. Cukup keren sih idenya, tinggal realisasinya aja yang dinanti-nanti.
Deni, sebagai ketua pansus, langsung ngingetin DLH soal pentingnya ngebut pembangunan Zona 2 di TPA Sambutan.
Soalnya, Zona 1 udah nyaris penuh. Dia juga wanti-wanti jangan sampe pindahan dari Bukit Pinang ke Sambutan malah bikin masalah baru.
Selain itu, Deni juga angkat isu soal galian tanah liar dan pembukaan lahan yang bikin parit-parit di kota makin mampet karena sedimentasi. DLH diminta lebih tegas dan teliti dalam ngawasin UKL-UPL, termasuk saat nerbitin izin.
Masalah armada sampah juga gak luput dari sorotan. Dari total 86 unit kendaraan, cuma 20 yang masih bisa diandelin.
Sisanya? Udah aus dan butuh peremajaan. Pansus sepakat, armada baru harus segera diturunin biar angkut sampah di daerah padat kayak Sungai Kunjang dan Seberang bisa lebih maksimal.
Deni menegaskan, laporan akhir LKPJ nanti bakal nge-highlight semua temuan ini. Pansus pengen dorong DLH buat makin gercep dan serius benahin persoalan lingkungan di Samarinda.
DLH emang udah punya niat bagus, tapi tantangannya juga gak main-main. Dukungan dari DPRD bisa jadi pemicu buat gerak lebih cepat.
Nah sekarang, tinggal kita sebagai warga ikut mantau dan jaga lingkungan bareng-bareng. Jangan cuma ngandelin pemerintah—kalau semua turun tangan, bersih-bersih kota bisa jadi gerakan bareng yang seru dan berdampak.
Samarinda butuh solusi, bukan janji. Semoga rapat-rapat kayak gini bukan cuma basa-basi, tapi beneran ngasih hasil buat lingkungan yang lebih sehat dan tertata rapi. (YN)