Kaltimdaily.com – Perusahaan teknologi raksasa seperti Google, Microsoft, Amazon, dan Meta kini beralih ke energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat akibat perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Pusat data yang mendukung AI dan komputasi awan memerlukan daya listrik yang sangat besar, dan energi nuklir dianggap sebagai solusi yang efisien dan berkelanjutan.
Google, misalnya, telah menjalin kemitraan dengan Kairos Power untuk membangun tujuh reaktor nuklir kecil di Amerika Serikat.
Langkah ini bertujuan untuk menyediakan sumber listrik bebas karbon yang andal bagi pusat data mereka.
Michael Terrell, Direktur Senior Energi dan Iklim di Google, menyatakan bahwa tenaga nuklir memiliki banyak manfaat, termasuk sebagai sumber listrik bebas karbon yang dapat beroperasi sepanjang waktu serta memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.
Microsoft juga mengambil langkah serupa dengan menandatangani kesepakatan bersama Constellation Energy untuk menghidupkan kembali reaktor nuklir di Three Mile Island, Pennsylvania. Kesepakatan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi perusahaan selama 20 tahun ke depan.
Amazon tidak ketinggalan dalam tren ini. Perusahaan tersebut mengumumkan pembelian kampus pusat data seluas 1.200 hektar di Pennsylvania, yang mendapatkan suplai listrik dari pembangkit nuklir terdekat.
Meta, induk perusahaan Instagram, juga turut berinvestasi dalam proyek tenaga nuklir. Langkah ini diambil untuk mendukung kebutuhan energi pusat data mereka yang semakin meningkat akibat pengembangan AI.
Peralihan ke energi nuklir ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi yang besar tetapi juga sebagai upaya mencapai target emisi nol bersih. Dengan kemampuan menyediakan listrik dalam skala besar dan stabil, tenaga nuklir dianggap sebagai kunci dalam membantu perusahaan-perusahaan teknologi mengatasi tantangan energi global dan mencapai target emisi nol bersih.
Dengan langkah-langkah ini, raksasa teknologi menunjukkan komitmen mereka dalam mencari solusi energi yang berkelanjutan untuk mendukung perkembangan teknologi AI yang pesat. (*)
