banner-sidebar
SamarindaFokusTekno

Inovasi SMKN 10 Samarinda: Kolaborasi Lintas Jurusan Lahirkan Mobil Listrik Karya Siswa

Avatar
920
×

Inovasi SMKN 10 Samarinda: Kolaborasi Lintas Jurusan Lahirkan Mobil Listrik Karya Siswa

Share this article
Inovasi SMKN 10 Samarinda: Kolaborasi Lintas Jurusan Lahirkan Mobil Listrik Karya Siswa
Mobil Listrik. Ft by ist

Kaltimdaily.com, Samarinda – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 10 Samarinda) kembali mencuri perhatian lewat inovasi di bidang teknologi otomotif. Melalui kerja sama lintas jurusan, para siswa berhasil merakit prototipe mobil listrik (Molis) yang sepenuhnya dikembangkan di lingkungan sekolah, menjadi bukti nyata semangat kemandirian dan kreativitas generasi muda.

Kepala SMKN 10 Samarinda, Maryono, menuturkan bahwa proyek ini merupakan bentuk nyata dari penerapan pendidikan vokasi yang berorientasi pada praktik dan solusi. Menurutnya, sekolah kejuruan tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar teori, tetapi juga sebagai wadah lahirnya ide dan inovasi baru.

“Kami ingin siswa berani mencipta, bukan hanya meniru. Di sinilah pendidikan vokasi menunjukkan perannya,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Proyek pembuatan mobil listrik tersebut dimulai sejak Oktober 2023, tak lama setelah Maryono resmi menjabat sebagai kepala sekolah. Dengan latar belakang sebagai pendidik di bidang otomotif, ia mengarahkan siswa agar keluar dari pola lama Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM), dan mulai menciptakan produk hasil gagasan sendiri.

Dalam proses pengembangannya, proyek ini melibatkan tiga jurusan utama, yakni Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Bodi Otomotif (TBO), dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Ketiganya berperan penting dalam membangun sistem kendaraan, mulai dari desain bodi, pengaturan kelistrikan, hingga integrasi teknologi digital yang menunjang performa mobil.

Saat ini, tim pengembang telah berhasil menghasilkan satu unit prototipe mobil listrik. Namun, masih terdapat tantangan teknis terutama pada bagian baterai, yang masih menggunakan aki kering berkapasitas 50 ampere. Ke depan, sekolah menargetkan penggunaan baterai litium berstandar industri agar daya jelajah kendaraan menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.

Selain tantangan teknis, keterbatasan ruang praktik juga menjadi kendala tersendiri. Fasilitas bengkel yang ada masih digunakan secara multifungsi untuk kegiatan belajar, teaching factory, serta proyek inovasi. Maryono berharap adanya dukungan dari industri otomotif maupun pemerintah agar sarana dan prasarana di sekolah dapat ditingkatkan untuk menunjang riset siswa.

“Jika pendidikan vokasi ingin relevan dengan perkembangan zaman, maka sekolah harus memberi ruang luas bagi siswa untuk bereksperimen, berinovasi, dan menciptakan solusi nyata,” tegas Maryono.

Pemerintah daerah pun diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk kemitraan, pendanaan riset, maupun akses pelatihan industri. Dengan dukungan tersebut, SMKN 10 Samarinda berpotensi menjadi pusat pengembangan kendaraan ramah lingkungan di tingkat sekolah menengah.

Melalui inovasi ini, SMKN 10 Samarinda tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis para siswa, tetapi juga membangun citra positif pendidikan vokasi di Kalimantan Timur. Keberhasilan mereka menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk terus berinovasi dan menciptakan karya yang berdampak nyata bagi masyarakat. (*)




Maaf guys, kalian tidak bisa melakukan copy paste dari situs ini. Terima kasih