Kaltimdaily.com, Samarinda – DPRD Kalimantan Timur lagi-lagi dibuat kecewa berat, kali ini gara-gara manajemen Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) Samarinda yang nunggak gaji pegawainya selama dua sampai tiga bulan. Kekecewaan itu langsung disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, abis ngedengerin curhatan para karyawan RSHD, Rabu (16/4/2025) sore.
Andi nggak bisa nyembunyiin rasa sedih dan kecewanya. Menurut dia, para nakes di RSHD udah kasih kontribusi luar biasa buat pelayanan kesehatan, tapi sayangnya malah dibales dengan nggak digaji. “Tiga bulan kerja tapi nggak dibayar, itu sih udah nggak manusiawi,” ujarnya.
Yang bikin makin miris, ternyata banyak dari karyawan RSHD yang kerja tanpa kontrak resmi, bahkan ada yang ijazahnya ditahan pihak rumah sakit. Sistem kerja yang nggak jelas ini bikin DPRD Kaltim langsung minta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) turun tangan. “Harus ada tindakan. Jangan sampai makin banyak yang dirugikan,” tegas Andi.
Salah satu karyawan, inisial SA, juga angkat suara. Ia bilang, ada tiga masalah utama yang mereka tuntut: gaji yang telat, BPJS yang nggak jelas, dan kontrak kerja yang ngambang. “Februari aja belum dibayar full. Udah 38 karyawan ngelapor ke Disnaker,” ujarnya.
Meski kecewa, para pegawai tetap milih jalan damai. Mereka akan segera mendata jumlah karyawan dan total tunggakan gaji, biar ada kejelasan dalam rapat lanjutan nanti bareng DPRD dan Disnaker. Mereka juga apresiasi karena keluhan mereka akhirnya didengar.
FYI, RSHD ini termasuk rumah sakit swasta legendaris di Samarinda. Didirikan sebagai impian almarhum Haji Darjad, rumah sakit ini awalnya dibangun buat jadi tempat pelayanan kesehatan yang nyaman kayak hotel. Sayangnya, di balik bangunan megahnya, ternyata nasib karyawannya masih jauh dari kata sejahtera.
Skandal kayak gini harusnya jadi alarm keras buat rumah sakit lain. Jangan cuma mikirin tampilan luar dan branding aja, tapi juga kesejahteraan orang-orang yang kerja keras di balik layar. Harapannya, masalah ini bisa segera kelar dan nggak terulang lagi. Karena yang namanya kesehatan, nggak cuma buat pasien—tapi juga buat para pejuang medisnya!