Kaltimdaily.com, Samarinda – Kisah pilu datang dari Rina (43), ibu tiga anak yang nasibnya lagi berat banget. Suaminya, yang kerja di proyek Teras Samarinda, belum juga dapet upah yang jadi haknya.
Gara-gara itu, keluarga mereka jadi kena dampak finansial parah. Udah gitu, suaminya kabur entah ke mana karena nggak kuat nahan beban.
Dalam rapat bareng DPRD Kota Samarinda dan Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia, Rina curhat sambil berkaca-kaca.
“Sekarang saya kerja cuma buat bayar utang. Rumah yang kami tempatin juga seadanya, bekas bengkel. Suami saya pergi mungkin karena tekanan terlalu berat,” kata Rina, Kamis (27/2/2025).
Nggak cuma soal tempat tinggal, Rina juga cerita soal anak-anaknya yang ikut kena dampak. Satu anak tinggal di Bogor, dua lagi sama dia di Samarinda.
Dia cuma pengen mereka punya hidup yang lebih layak dan nggak terus-terusan dihantui masalah finansial.
Aksi ini jadi bagian dari perjuangan para pekerja Teras Samarinda yang belum terima upah.
Banyak keluarga yang nasibnya sama kayak Rina, nunggu hak yang belum jelas kapan cair.
DPRD Kota Samarinda sih janji bakal ngawal kasus ini, tapi sampai sekarang bayang-bayang kepastian pembayaran masih abu-abu.
Rina cuma minta satu hal: hak suaminya dibayar.
“Kami juga mau hidup layak, makan cukup, punya rumah yang bener. Saya harap ada kepastian buat kami,” tutupnya penuh harapan.
Di balik pembangunan megah, ternyata ada cerita sedih kayak gini.
Semoga pemerintah dan pihak terkait gercep cari solusi biar keluarga-keluarga kayak Rina nggak makin terpuruk. (YN)
