banner-sidebar
Sports / Gaming

Benfica vs Fenerbahçe: Laga Panas Penuh Drama di Pramusim 2025

Avatar
1275
×

Benfica vs Fenerbahçe: Laga Panas Penuh Drama di Pramusim 2025

Share this article
Benfica vs Fenerbahçe: Laga Panas Penuh Drama di Pramusim 2025
benfica vs fenerbahçe. Ft by ist

Lisbon Panas! Benfica vs Fenerbahçe Bikin Pramusim Serasa Final UCL

Kaltimdaily.com, Bola – Estadio da Luz bener-bener membara di tanggal 26 Juli 2025 kemarin! Benfica vs Fenerbahçe sukses nyajiin laga pramusim yang jauh dari kata ‘santai’. Gak cuma saling serang, tapi juga penuh drama, strategi, dan nuansa emosional. Hasil akhirnya 3-2 buat Benfica, tapi yang paling epic sih gimana dua tim ini kayak lagi unjuk gigi soal siapa yang paling siap ngacak-ngacak dominasi klub-klub elit Eropa.

Dari awal pertandingan, Benfica langsung tancap gas. Baru menit ke-37, pemain baru mereka yang nyebrang dari Galatasaray, Kerem Akturkoglu, langsung nyetak gol ke gawang mantan rivalnya sendiri, Fenerbahçe. Gak lama berselang, malah Fenerbahçe bikin blunder parah—Archie Brown gol bunuh diri yang bikin skornya 2-0. Tapi sebelum turun minum, Irfan Can Kahveci ngebales dengan sepakan cantik yang sukses memperkecil ketinggalan jadi 2-1.

Masuk babak kedua, intensitas makin naik. Di menit 60, Youssef En-Nesyri nyamain skor jadi 2-2 lewat penyelesaian klinis di kotak penalti. Tapi semuanya buyar di menit 81, waktu Henrique Araujo nemu celah di lini belakang Fener dan cetak gol penentu kemenangan buat Benfica.

Di luar skor, yang bikin pertandingan ini makin seru adalah strategi dua pelatih. Roger Schmidt di kubu Benfica mainin gaya cair di lini tengah, dengan kombinasi Kerem, Joao Neves, dan Koku yang bener-bener bikin repot lawan lewat rotasi tanpa bola. Sementara itu, Jose Mourinho di sisi Fenerbahçe masih nyari bentuk terbaik dari formasi 3-4-2-1-nya. Fase transisi Fener dari bertahan ke menyerang keliatan belum mulus, walau serangan vertikal mereka lewat Tadic dan Kahveci tetep ngasih ancaman.

Laga Benfica vs Fenerbahçe ini lebih dari sekadar pemanasan. Ini jadi ajang pamer filosofi baru dan pembuktian bahwa klub-klub luar lingkaran “Big 5” Eropa juga punya daya saing tinggi. Performa para pemain muda seperti Neves, Araujo, dan En-Nesyri juga nunjukin kalau regenerasi udah jalan dan bukan cuma jadi jargon di atas kertas.

Pertandingan ini mungkin gak segede final Liga Champions, tapi nilai strategis dan emosinya bikin Estadio da Luz bergetar. Benfica vs Fenerbahçe ngasih pesan bahwa masa depan sepak bola Eropa bisa aja gak lagi didominasi London, Madrid, atau Munich—tapi malah datang dari Lisbon dan Istanbul. (*)




Maaf guys, kalian tidak bisa melakukan copy paste dari situs ini. Terima kasih