Kaltimdaily.com, Samarinda – Masalah pengetapan BBM di Samarinda masih aja jadi sorotan. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, angkat suara soal ini dalam pertemuan bareng perwakilan Pertamina Patra Niaga, Jumat (23/5). Menurutnya, sistem barcode buat kontrol BBM udah lumayan oke, tapi masih ada aja oknum yang akalin dengan modif tangki kendaraan biar bisa ngisi berkali-kali.
Usai rapat, Andi bilang kalau dari laporan Pertamina, cuma dua SPBU retail yang punya sistem rekam visual jenis kendaraan dan plat nomor. Padahal di Samarinda ada sekitar 30 SPBU. “Kita dorong biar semua SPBU pasang sistem kayak gitu, entah dari pemiliknya langsung, Pertamina, atau kalau perlu dari Pemkot,” ujarnya.
Gak cuma itu, Wali Kota juga lagi mikir buat pasang CCTV publik di semua SPBU, yang bisa diakses oleh masyarakat, polisi, dan jaksa. Tujuannya biar semua orang bisa ikutan ngawasin distribusi BBM. “Biar makin transparan dan gak ada lagi yang main curang,” tegas Andi.
Dari diskusi tadi juga muncul ide menarik. Pemkot bisa aja bikin SPBU khusus buat pegawai. Jadi, kendaraan dinas atau pribadi milik ASN gak perlu rebutan BBM di SPBU umum. Kalau Pertamina kasih izin, SPBU itu bakal dikelola langsung sama BUMD.
Andi optimis banget kalau semua langkah ini bisa bikin sistem distribusi BBM jadi lebih sehat dan adil. Ia berharap, dari diskusi ini bakal muncul banyak solusi buat cegah kelangkaan BBM kayak yang udah kejadian di beberapa daerah lain.
Ke depan, semua pihak diharapkan kerja bareng—baik Pertamina, pemerintah, maupun pengelola SPBU—buat wujudkan sistem distribusi BBM yang lebih rapi dan transparan. Biar warga gak harus antre panjang cuma buat isi bensin.
Dengan pengawasan makin ketat dan fasilitas makin lengkap, harapannya BBM bisa lebih merata dan gak ada lagi yang main curang. Karena pada akhirnya, yang diuntungkan ya kita semua sebagai pengguna. (*)
