banner-sidebar
KaltimKutai KartanegaraNasionalSamarinda

TIDAR Kaltim Menolak Keras Rencana Bergabungnya Budi Arie ke Gerindra

Avatar
32
×

TIDAR Kaltim Menolak Keras Rencana Bergabungnya Budi Arie ke Gerindra

Share this article
TIDAR Kaltim Menolak Keras Rencana Bergabungnya Budi Arie ke Gerindra

Kaltimdaily.com, Samarinda- Rencana bergabungnya mantan Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, ke Partai Gerindra menuai penolakan dari sejumlah kader muda partai. Langkah Budi Arie dinilai hanya sebagai upaya mencari perlindungan politik setelah namanya dikaitkan dengan kasus dugaan praktik pengamanan situs judi online.

Nama Budi Arie kembali menjadi sorotan usai dicopot dari kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam persidangan kasus judi online di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, namanya disebut beberapa kali dan bahkan sempat diperiksa oleh Bareskrim Polri.

Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum, Budi Arie diduga meminta jatah 50 persen dari hasil pengamanan situs judi online yang dilakukan sejumlah eks pegawai Kementerian Kominfo. Dugaan tersebut membuat citranya menjadi sorotan publik, termasuk di kalangan internal Gerindra.

Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) Kalimantan Timur, Ahkmed Reza Fachlevi, dengan tegas menolak rencana masuknya Budi Arie ke Gerindra. Menurutnya, partai harus berhati-hati agar perjuangan kader muda tetap berpijak pada nilai integritas.

“Tidar Kaltim menolak. Kami mencermati dengan hati-hati agar kader-kader muda Gerindra tidak bingung terhadap arah perjuangan partai. Siapapun yang ingin bergabung harus berintegritas dan punya rekam jejak bersih,” tegas Reza Fachlevi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/11/2025).

Reza yang juga Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim menilai, latar belakang Budi Arie sebagai pimpinan relawan pendukung Presiden ke-7 RI Joko Widodo menjadi pertimbangan tersendiri.

“Gerindra akan semakin dicintai rakyat kalau figur-figur yang masuk punya integritas dan bebas dari pragmatisme politik,” ujarnya.

Reza menambahkan, Gerindra memang partai yang terbuka bagi siapa pun, namun keterbukaan itu tidak berarti memberikan “karpet merah” bagi individu dengan rekam jejak kontroversial.

“Kader Gerindra diajarkan untuk memegang akar perjuangan dan menjunjung kejujuran. Jadi bukan berarti semua orang bisa langsung diterima tanpa pertimbangan nilai perjuangan,” tutupnya.




Maaf guys, kalian tidak bisa melakukan copy paste dari situs ini. Terima kasih