banner-sidebar
Berau

Ancaman Serius di Pulau Sangalaki, Telur Penyu di Berau Masih Diburu untuk Dijual

Avatar
917
×

Ancaman Serius di Pulau Sangalaki, Telur Penyu di Berau Masih Diburu untuk Dijual

Share this article
Ancaman Serius di Pulau Sangalaki, Telur Penyu di Berau Masih Diburu untuk Dijual
Telur Penyu. Ft by ist

Kaltimdaily.com, Berau – Pulau Sangalaki di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kembali menjadi perhatian publik setelah populasi penyu hijau di kawasan tersebut dilaporkan terus menurun akibat meningkatnya ancaman dari berbagai faktor. Satwa laut yang masuk kategori dilindungi ini menghadapi ancaman berlapis, mulai dari predator alami, kerusakan lingkungan, hingga aktivitas manusia berupa pencurian telur penyu untuk diperjualbelikan.

Kepala Resort KSDA 02 Kepulauan Derawan, Arsyad, menyebutkan bahwa praktik pencurian telur merupakan tantangan terbesar dalam upaya konservasi. Menurutnya, pelaku kerap beraksi di area terpencil yang sulit dijangkau petugas.
Tempat favorit mereka itu di sektor-sektor yang jarang terpantau. Kalau di depan pos, jarang ada yang berani,” ujarnya.

Selain ulah manusia, faktor alam turut memperburuk peluang hidup tukik (anak penyu). Telur yang diletakkan terlalu dekat dengan garis pantai sering kali terendam air laut saat pasang, sehingga membusuk dan gagal menetas. Bahkan, tukik yang berhasil keluar dari cangkang masih harus menghadapi ancaman lain seperti burung elang yang memangsa dari udara.
Dari seribu ekor tukik, hanya sekitar tiga sampai lima persen yang mampu bertahan hidup di alam,” jelas Arsyad.

Sebagai langkah mitigasi, petugas KSDA melakukan relokasi sarang yang dianggap berada di lokasi rawan. Mereka menggali lubang buatan menyerupai sarang alami dengan kedalaman sekitar 80 sentimeter untuk memindahkan telur yang baru ditelurkan.
Pemindahan hanya bisa dilakukan pada telur yang baru dikeluarkan induknya. Jika sudah lebih dari sehari, peluang menetas akan sangat kecil,” tambahnya.

Faktor suhu juga memiliki peran penting dalam menentukan jenis kelamin tukik. Pada musim kemarau dengan suhu yang lebih tinggi, tukik betina biasanya lebih banyak menetas. Sebaliknya, pada musim hujan dengan suhu yang lebih rendah, cenderung lahir lebih banyak tukik jantan. Seekor induk penyu mampu menghasilkan antara 70 hingga 100 butir telur setiap kali bertelur, dengan tingkat keberhasilan menetas mencapai 80–90 persen.

Melihat ancaman yang kian meningkat, Balai KSDA Kalimantan Timur menegaskan perlunya keterlibatan masyarakat pesisir dalam menjaga kelestarian penyu hijau. Petugas konservasi disebut tidak akan mampu bekerja sendiri tanpa dukungan warga sekitar yang tinggal di wilayah pesisir.

Untuk itu, KSDA berencana memperkuat program edukasi lingkungan dan patroli bersama masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa keberadaan penyu hijau bukan hanya simbol keindahan laut Berau, tetapi juga bagian penting dari keseimbangan ekosistem laut.

Selain itu, pemerintah daerah bersama lembaga konservasi akan menggencarkan kampanye anti-perdagangan telur penyu di pasar lokal maupun media sosial. Penegakan hukum juga bakal diperketat terhadap pelaku perburuan liar untuk memberikan efek jera. Dengan kolaborasi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat, diharapkan populasi penyu hijau di Pulau Sangalaki dapat kembali meningkat dan terjaga keberlanjutannya untuk generasi mendatang. (*)




Maaf guys, kalian tidak bisa melakukan copy paste dari situs ini. Terima kasih